This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 30 Maret 2009

Gala Dana untuk Kantor PDM


Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah hampir selesai dibangun, walaupun demikian persoalan pendanaan masih sangat minim, dari dana yang ditargetkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok sebesar Rp. 183jutaan baru terkumpul kurang lebih Rp. 108jt. maka untuk meningkatkan partisipasi Anggota dan Simpatisan Muhammadiyah dalam pembangunan gedung kantor tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Depok bekerjasama dengan Panitia Milad Muhammadiyah ke-99, akan segera melancarkan gerakan "Watch For Build: a spirit of Laskar Pelangi". kegiatan ini berbentuk Nonton bareng Film Laskar Pelangi dengan setiap penonton diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi Pembangunan Gedung Kantor PDM Depok. Kegiatan akan dilaksanakan disetiap PCM dan atau PRM se Kota Depok. diharapkan kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 2000 orang dengan harapan dana yang masuk perorang sebesar Rp.5000,00 maka dana yang akan terkumpul sebesar Rp. 10.000.000,00. maka bagi PCM dan PRM serta AUM yang berkeinginan menyelenggarakan acara ini diharapkan menghubungi Kantor PDM

Kamis, 26 Maret 2009

KULIAH WAWASAN PERSYARIKATAN (Bagian Pertama)

Diasuh oleh Majelis Pendidikan Kader PDM Depok

Memahami secara baik dan benar tentang persyarikatan Muhammadiyah sangat penting terutama bagi Pimpinan, anggota Muhammadiyah. pemahaman yang benar tentang persyarikatanpun penting bagi simpatisan Muhammadiyah, agar dalam bermuhammadiyah dapat sesuai dengan cita-cita dan maksud muhammadiyah. Maka penting bagi warga Muhammadiyah terlebih bagi Pimpinan Muhammadiyah untuk mengenal Muhammadiyah dari Landasan Gerakannya, untuk itu, Majelis Pendidikan Kader PDM Depok akan secara bersambung memuat naskah-naskan landasan gerakan baik yang bersifat idiologi gerakan maupun strategi gerakan.
untuk yang pertama ini kami sampaikan muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, berikut naskahnya :

ANGGARAN DASAR
PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH

MUQADDIMAH

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengasuh alam, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang memegang pengadilan pada hari kemudian. Hanya kepada Engkaulah hamba menyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Berilah petunjuk kepada hamba akan jalan yang lempang, jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan, yang tidak dimurkai dan tidak tersesat.

"Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-Agama kepada ISLAM dan ber-Nabi kepada MUHAMMAD RASULULLAH Shalallahu 'alaihi wassalam ".

AMMA BAD'U, bahwa sesungguhnya ke-Tuhanan itu adalah hak Allah semata-mata. Ber-Tuhan dan ber'ibadah serta tunduk dan tha'at kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk, terutama manusia.

Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah (hukum qudrat iradat) Allah atas kehidupan manusia di dunia ini.

Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah dapat diwujudkan di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong-royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu.

Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.

Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah.

Agama Islam adalah Agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi,sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad saw, dan diajarkan kepada umatnya masing-masing untuk mendapatkan hidup bahagia Dunia dan Akhirat.

Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentausa sebagai yang tersebut di atas itu, tiap-tiap orang, terutama umat Islam, umat yang percaya akan Allah dan Hari Kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci: beribadah kepada Allah dan berusaha segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu di Dunia ini, dengan niat yang murni-tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan perlindungan dan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa.

Untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Al-Qur'an:

Adakanlah dari kamu sekalian, golongan yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan. Mereka itulah golongan yang beruntung berbahagia " (AlQur'an, S. Ali-Imran:104).

Pada tanggal 8 Dzulhiijah 1330 Hijriyah atau 18 Nopember 1912 Miladiyah, oleh almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai "gerakan Islam" dengan nama "MUHAMMADIYAH" yang disusun dengan Majelis-Majelis (Bahagian-bahagian)-nya, mengikuti pererdaan zaman serta bersdaarkan "syura" yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawatan atau Muktamar.

Kesemuanya itu. perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw., guna menpat karunia dan ridla-Nya di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentausa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga. merupakan:

"Suatu negara yang indah, bersih suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun".

Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang Syurga "Jannatun Na'im" dengan keridlaan Allah Yang Rahman dan Rahim.


Minggu, 22 Maret 2009

KUNJUGAN PWM JABAR

Sabtu, 16 Rabi'ul Awwal 1430 H/21 Maret 2009, Pimpinan Daerah Muhammadiyah kedatangan Tim Kunjungan Kerja Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Tim Kunjungan yang dikomandani oleh Wakil Ketua PWM Jawa Barat Drs. H. Ayat Dimyati, M.Ag. terdiri dari 6 orang tim, diantaranya adalah Drs. H. Agus (Wakil Bendahara PWM), Ketua Majelis DIKDASMEN, Ketua Majelis Wakaf, Kepala Sekretariat dan Ketua LPI. Tim Kunjungan Kerja PWM diterima oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok di SD Muhammadiyah 7 Depok (Dahulu SD Muhammadiyah 3 Pondokcina) .Tim Kunjungan Kerja PWM Jabar tiba di Lokasi jam 9 disambut oleh Drs. Nasrudin (Wakil Sekretaris PDM) , H. Idrus Yahya ( Ketua PCM Beji), Rusmiyati, S.Pd. (Kepala SD Muhammadiyah 7/3 Depok), Ali Wartadinata (Sekretaris MPK) dan Sutarsa, M.Pd. (Ketua PRM Pondokcina).
Dalam kunjungan tersebut, hadir Pimpinan Daerah Muhammadiyah Drs. H. Farkhan AR, H. Wazir Nuri,S.Ag., Drs. H. M. Mustofa. dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah se Depok (Beji, Depok Barat, Cimanggis, Pancoranmas, Sukmajaya) dari Majelis yang hadir Ketua MEKOS, Sekretaris Majelis Dikdasmen dan Sekretaris MPK), disamping itu hadir pula Pimpinan ORTOM Daerah (Aisyiyah dan NA) serta Perwakilan PRM dari tiap-tiap cabang di Depok
Acara dibuka pada jam 10.00 diawali dengan kalimat ucapan selamat datang (ceuk sunda mah, WILEUJENG SUMPING) sekaligus laporan singkat tentang PCM Beji oleh H. Idrus Yahya. dilanjutkan dengan Sambutan PDM Depok oleh Ketua PDM Depok Drs. H. Farkhan yang melaporkan perkembangan PDM Depok, yang salah satunya adalah Pembangunan Gedung Kantor PDM Depok, yang masih membutuhkan dana sekitar Rp. 83jt.
Penyampaia materi kunjungan diawali oleh Ketua Rombongan Drs. H. Ayat Dimyati, M.Ag. memperkenalkan anggota tim dan menyampaikan susunan materi kunjugan, dilanjutkan dengan Kuliah pencerahan oleh Drs. H. Agus tentang Gerakan Muhammadiyah, dan filosofi gerakan. dengan pokok pembahasan sekitar Q.S. Al-Qalam dan beberapa ayat tentang Who is Muhammad SAW?
setelah kuliah pencerahan, Drs. H. Ayat Dimyati menyampaikan hasil-hasil sidang tanwir di Bandarlampung dan suasana tanwir. mulai dari pendangan Muhammadiyah terhadap kinerja pemerintahan, Solusi Muhammadiyah terhadap Bangsa, dan konsep Muhammadiyah tentang Visi dan Karakter Bangsa. disampaikan juga tentang kebijakan PP tentang bagaimana sikap Muhammadiyah dan Warga Muhammadiyah dalam PEMILU 2009. (kayaknya ini yang paling menarik- beberapa orang ingin tahu kemana arah muhammadiyah- yang jelas ke arah dakwah islam amar ma'ruf nahi munkar)
Lalu dibukalah forum tanya jawab, dan ada 3 orang penanya berkisar tentang Hasil Tanwir Muhammadiyah dan Arah gerakan Muhammadiyah setelah 1 abad.
dalam kesempatan tanya jawab itu, PWM berjanji akan membantu pembangunan Gedung Kantor PDM Depok, bantuan yang dijanjikan 100 sak semen.

Jumat, 20 Maret 2009

Pembangunan Gedung Kantor PDM


Pembangunan Gedung Kantor PDM yang direncanakan selesai pada bulan April 2009, saat ini pembangunannya telah mencapai 75%. Akhir Maret ini Pembangunan akan memasuki tahap finishing, (hari ini 20 maret 2009) telah dipasang kramik lantai atas. namun demikian pembangunan yang menghabiskan dana sekitar Rp. 180jt rupiah ini masih membutuhkan uluran tangan para donatur dan muhsinin. sehingga target pembangunan selesai pada bulan april 2009 dapat tercapai. saat ini panitia masih kekurangan dana sebesar Rp. 80jtan. bantuan dapat disalurkan melalui panitia pembangunan Gedung Kantor PDM Depok, Bapak H. Zaenal Abidin, S.Ag., atau Drs. Ahmadi Yusuf dan Drs. Nasrudin

Pluralisme Agama

Tiar Anwar Bachtiar

(Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah)

Tulisan Prof Dr A Syafi'i Ma'arif pada rubrik Resonansi di harian Republika bukan hanya sekali ini (Selasa, 17 Maret 2009) mengundang kontroversi. Sudah berkali-kali tulisannya terdahulu menuai badai kritik. Kali ini yang menjadi bahan provokasinya adalah buku baru Abd Moqsith Ghozali yang berjudul Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis Alquran (Jakarta: KataKita, 2009).

Dengan terburu-buru, Prof Syafi'i memuji buku ini bahwa Moqsith telah mengurai masalah pluralisme agama sebagai salah satu isu yang diharamkan itu melalui pendekatan akademik yang imbang.

Ia juga menyarankan kepada MUI yang telah mengeluarkan fatwa haram 'pluralisme' untuk mengkaji kembali fatwanya dengan membaca dan mengkritisi buku ini.

Sebenarnya, apa yang diutarakan Prof Syafi'i ini jelas hanya klaim-klaim sepihak yang tidak berdasar pada argumentasi dan pengetahuan yang luas tentang masalah ini. Kalau beliau jeli dan juga mau sedikit membuka diri, sebetulnya isu buku ini sudah pernah dikupas panjang lebar setahun lalu (edisi April 2008) di majalah Tabligh yang diterbitkan oleh Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah.

Buku ini asal muasalnya adalah disertasi Abd Moqsith yang dipertahankannya dalam sidang promosi doktor bidang Ilmu Tafsir Alquran di UIN Jakarta pada tanggal 27 Desember 2007 dengan judul Perspektif Alquran tentang Pluralitas Umat Beragama. Kalau ini sebuah disertasi, mestinya sudah lumrah kalau dibaca terlebih dahulu oleh para pengujinya. Artinya, sudah ada yang menelaah dan membacanya, bahkan sampai kata per kata. Inilah yang mungkin dilupakan Prof Syafi'i.

Perlu dicatat oleh beliau bahwa salah seorang penguji disertasi ini, Prof Salman Harun, satu-satunya penguji yang berlatar belakang disiplin ilmu tafsir, sampai harus menulis kritikan khusus yang sangat mendasar terhadap disertasi ini. Seyogyanya, Prof Syafi'i membaca kritikan Prof Salman Harun sehingga tidak perlu ada ungkapan yang terlalu membesar-besarkan buku ini.

Selain metodologi yang lemah, di antara kelemahan mendasar yang dilakukan Moqsith yang tidak sepatutnya dilakukan seorang mahasiswa S3, menurut Prof Salman Harun, adalah pemaksaan argumentasi. Moqsith secara paksa mengutip pendapat-pendapat para ulama, seperti Al-Thabari, Zamakhsyari, bahkan Nawawi al-Jawi tidak secara utuh seolah-olah para ulama yang hanif itu sepakat dengan kesimpulan Moqsith.

Kesaksian lain atas disertasi ini disampaikan oleh Prof Muardi Chotib. Pada saat disertasi ini masih dalam bentuk usulan penelitian, ia ikut bersidang dan mengusulkan untuk menolak disertasi ini. Selain temanya yang tidak layak untuk penelitian setingkat doktor, metodologi yang ditempuhnya pun sangat lemah. Namun, entah bagaimana tiba-tiba disertasi ini sudah masuk dalam sidang-sidang berikutnya tanpa melibatkan dirinya hingga akhirnya dinyatakan lulus.

Salah satu kecacatan metodologis buku ini ditunjukkan oleh Fahmi Salim, pakar tafsir lulusan Al-Azhar Kairo. Moqsith seenaknya menafsirkan ayat-ayat Alquran tanpa ukuran metodologis yang dapat dipertanggungjawabkan secara disiplin ilmu tafsir. Mazhab kontekstual ditekankan untuk sejumlah teks yang diduga antikemajemukan beragama. Dan, di sisi lain, mazhab literal diterapkan untuk ayat-ayat yang mendukung pluralisme. Menurut Fahmi, cara-cara seperti itu merupakan 'malpraktik penafsiran'.

Menilik pada kasus (baca: tragedi akademik) di atas, semestinya tidak perlu keluar ungkapan-ungkapan dari Prof Syafi'i Ma'arif yang terlalu memuji tidak pada tempatnya. Apalagi, secara tidak langsung beliau menuduh MUI sebagai tidak akademik dan tidak intelektual alias bertindak hanya mengandalkan emosi. Buku ini justru harus dipandang sebagai sebuah 'kecerobohan akademik' bukan sebagai sebuah kegigihan akademik yang bernilai tinggi dan pasti punya jangkauan jauh seperti yang diklaim Buya Syafi'i.

Juga, tidak benar sama sekali bahwa bagi mereka yang dianggap 'menjadikan kemapanan sebagai mazhab' buku ini merupakan sesuatu yang baru. Bertahun-tahun sebelum disertasi ini dibuat, Dr Anis Malik Thoha (rois Syuriah NU Kuala Lumpur dan ketua Departemen Perbandingan Agama Universitas Islam Internasional Malaysia) sudah menulis disertasi mengenai masalah yang sama di International Islamic University Islamabad Pakistan dalam bidang Comparative Religion.

Tahun 2006, Gema Insani Press menerbitkannya dengan judul Tren Pluralisme Agama. Buku ini secara akademik bermutu tinggi dan mendapatkan penghargaan di berbagai level internasional. Dalam acara Islamic Book Fair di Jakarta tahun 2007, buku ini juga mendapat penghargaan sebagai buku terbaik untuk kategori nonfiksi. Aneh sekali, dalam bukunya, Abd Moqsith sama sekali tidak menyebut buku ini dalam tinjauan pustakanya. Sedangkan buku-buku lain yang secara ilmiah jelas dibawah buku Dr Anis Malik Thoha, disebut-sebut dalam tinjauan pustakanya.

Kesimpulan dalam tulisan Dr Anis sangat berseberangan dengan kesimpulan Moqsith. Bukankah karya ini pun semestinya dibaca pula oleh Prof Syafi'i Ma'arif, sebelum memuji-muji buku karya Moqsith? Apakah karya Dr Anis yang juga sama-sama dilakukan dengan kerja akademik yang gigih dianggap bukan sebagai 'karya ilmiah' karena menjadi salah satu rujukan penting bagi MUI saat mengeluarkan fatwa haramnya pluralisme?

Masalah lama
Lagi pula, masalah pluralisme agama sudah menjadi kajian yang sangat luas di kalangan umat berbagai agama. Sebelum MUI mengeluarkan fatwa tahun 2005, Vatikan telah mengeluarkan dekrit Dominus Iesus yang dengan tegas menolak paham pluralisme agama pada 28 Agustus 2000. Dokumen ini dikeluarkan menyusul kehebohan di kalangan petinggi Katolik akibat keluarnya buku Toward a Christian Theology of Religious Pluralism karya Prof Jacques Dupuis SJ, dosen di Gregorian University, Roma. Terhadap paham pluralisme agama, Vatikan bersikap tegas. Pada bulan Oktober 1988, Prof Dupuis dinyatakan tidak bisa dipandang sebagai seorang teolog Katolik. Surat keputusan itu ditandatangani oleh Kardinal Ratzinger, yang kini menjadi Paus Benediktus XVI.

Di kalangan Protestan, juga muncul reaksi keras terhadap paham pluralisme agama. Pendeta Dr Stevri I Lumintang, menulis buku berjudul Theologia Abu-Abu: Tantangan dan Ancaman Racun Pluralisme dalam Teologi Kristen Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 2004). Stevri Lumintang menulis dalam bukunya ini: Inti teologi abu-abu (pluralisme) merupakan penyangkalan terhadap intisari atau jatidiri semua agama yang ada. Karena, perjuangan mereka membangun teologi abu-abu atau teologi agama-agama, harus dimulai dari usaha untuk menghancurkan batu sandungan yang menghalangi perwujudan teologi mereka. Batu sandungan utama yang harus mereka hancurkan atau paling tidak yang harus digulingkan ialah klaim keabsolutan dan kefinalitas(an) kebenaran yang ada di masing-masing agama.

Pendukung pluralisme agama ada pada berbagai agama. Meskipun sejatinya, menurut Dr Anis Malik Thoha, pluralisme agama sebenarnya merupakan 'agama baru'. Biasanya, para penganutnya mengais-ngais ayat-ayat dalam kitab suci masing-masing untuk dijadikan legitimasinya, meskipun dengan menafsirkan sesuai kehendak mereka. Kaum pluralis dalam agama Hindu, misalnya, mencatut ayat Bagawad Gita IV:11: Jalan mana pun yang ditempuh manusia ke arah-Ku, semuanya Aku terima. Kaum Hindu juga menolak penafsiran ala kaum pluralis yang menyebut 'jalan' sebagai 'agama'. Padahal, kata 'jalan' di situ maknanya adalah 'yoga'. (Lihat buku Semua Agama Tidak Sama, terbitan Media Hindu tahun 2006).

Di kalangan Muslim pun, kaum pluralis selalu berusaha mencari-cari legitimasi paham ini pada beberapa ayat Alquran, yang di-'akal-akali' supaya paham pluralisme agama seolah-olah ada landasannya dalam Alquran. Upaya seperti ini pasti akan lenyap ditelan masa, karena tidak punya landasan teori yang kokoh. Ini bagian dari budaya latah, ikut-ikutan tren yang laku dijual. Sebab, pluralisme agama memang proyek yang sangat laku dijual ke negara-negara dan LSM-LSM Barat. Umat Islam yakin, orang-orang yang berusaha mengakal-akali Alquran pasti akan 'ketahuan' juga! Betapa pun lihainya dan panjangnya gelar akademis yang dimilikinya.

Rabu, 18 Maret 2009

REKOMENDASI TANWIR MUHAMMADIYAH 2009


Usai sudah perhelatan Tanwir Muhammadiyah II tahun 2009 yang dilaksanakan di Bandar Lampung. Sejumlah agenda Tanwir telah selesai dibahas, termasuk harapan warga Persyarikatan atas berbagai hal, yang tertuang dalam Rekomendasi Tanwir Muhammadiyah.

Berikut adalah Rekomendasi Tanwir Muhammadiyah II tahun 2009.

I. Visi dan Karakter Bangsa
  1. Muhammadiyah mengajak segenap komponen bangsa untuk membangun karakter bangsa yang berkepribadian kuat berdasarkan nilai keimanan, ketaatan beribadah, akhlak mulia/budi pekerti luhur sebagai landasan untuk menuju Indonesia yang adil, makmur, berdaulat, maju dan kuat dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika;
  2. Muhammadiyah mendesak pemerintah dan pejabat negara agar menggunakan wewenang dan jabatannya sesuai dengan amanah yang diberikan untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat dan meminta pemerintah untuk menindak tegas pejabat negara yang melakukan praktik nepotisme, korupsi, dan manipulasi;
  3. Muhammadiyah menuntut para pengelola negara untuk menjadikan NKRI sebagai Negara-Pelayan (the servant state) yang menjalankan fungsi pemerintahan yang sepenuhnya bertanggungjawab untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana cita-cita kemerdekaan;
  4. Muhammadiyah mendesak pemerintah (pusat dan daerah) dan mengajak segenap elemen bangsa untuk mengoptimalkan konsolidasi demokrasi dengan membangun kultur demokrasi yang berkeadaban, egaliter, menghargai keberagaman, menjunjung tinggi meritokrasi, saling menghormati dan menjunjung tinggi hukum untuk mewujudkan kualitas hidup bangsa;
  5. Muhammadiyah mendesak pemerintah untuk menerapkan paradigma pembangunan berkelanjutan yang bermakna (sustainable development with meaning) dengan prinsip pembangunan yang memanfaatkan sumberdaya alam secara eko-demokratis, kebijakan politik ekonomi yang berpihak kepada kepentingan rakyat, serta menjunjung tinggi moralitas dan kedaulatan bangsa;
  6. Muhammadiyah mendesak pemerintah (pusat dan daerah) untuk menyelamatkan aset negara serta mengelola kekayaan dan sumberdaya alam dengan memprioritaskan kepentingan jangka panjang, keseimbangan lingkungan hidup, dan memanfaatkannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;
  7. Mengusulkan kepada Pemerintah RI agar K.H. Ahmad Dahlan ditetapkan sebagai tokoh Bapak Pendidikan nasional.

II. Politik dan Pemilu 2009
  1. Muhammadiyah mendesak partai politik dan seluruh komponen bangsa untuk tidak menjadikan Pemilu 2009 sebagai ajang perebutan kursi kekuasaan (power struggle) belaka yang menjurus pada pragmatisme dan menghalalkan segala cara. Akan tetapi Pemilu harus dijadikan momentum untuk menghasilkan anggota legislatif, presiden dan wakil presiden yang bertanggungjawab dalam menjalankan amanat rakyat, mengurus negara/pemerintahan dengan benar, menghasilkan kebijakan-kebijakan yang pro-rakyat kecil, menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan dan etika publik, membangun kepercayaan, serta tidak menggunakan aji mumpung dalam melaksanakan kekuasaan yang dimilikinya;
  2. Muhammadiyah menyerukan kepada segenap komponen bangsa untuk memilih pemimpin nasional pada Pemilu 2009, yang:
    1. Memiliki visi dan karakter yang kuat sebagai negarawan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara ketimbang kepentingan partai politik, diri sendiri, keluarga, kroni dan lainnya;
    2. Berani mengambil berbagai keputusan penting dan strategis yang menyangkut hajat hidup rakyat dan kepentingan negara, mampu menyelesaikan persoalan-persoalan krusial bangsa secara tegas, serta melakukan penyelamatan aset dan kekayaan negara;
    3. Mampu menjaga kewibawaan dan kedaulatan nasional dari berbagai ancaman di dalam dan luar negeri, serta mampu mewujudkan good governance termasuk melakukan pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu;
    4. Melepaskan jabatan di partai politik apapun dan berkonsentrasi dalam memimpin bangsa dan negara.
  3. Muhammadiyah menyeru dan mengajak segenap warga negara yang memiliki hak pilih untuk menggunakan hak politiknya dalam Pemilu 2009 secara cerdas dan kritis. Penggunaan hak politik tersebut merupakan wujud tanggungjawab berdemokrasi untuk perbaikan dan penyempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara;
  4. Muhammadiyah mengajak segenap kekuatan politik, elite, dan warga masyarakat untuk menjauhkan diri dari segala bentuk politik uang dan cara-cara yang kotor dalam berpolitik pada Pemilu 2009, sebab tindakan seperti itu selain tidak benar juga dapat merusak tatanan kehidupan politik nasional dan meruntuhkan moral bangsa.
III. Internasional
  1. Muhammadiyah menyeru Dunia Islam, terutama negara-negara kaya di Asia Barat, untuk membangun jaringan solidaritas kongkrit bagi penanganan masalah konflik dan kemiskinan di negara-negara yang mayoritas beragama Islam;
  2. Muhammadiyah mengajak semua kekuatan umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia untuk tetap memperkuat solidaritas dan keberpihakan bagi umat Islam dan negara-negara Muslim yang tertindas seperti Palestina, Irak, Sudan, dan sebagainya;
  3. Muhammadiyah mendesak Pemerintah untuk membentuk Atase Agama di Kedubes Republik Indonesia di negara-negara yang menjadi tujuan pekerja Indonesia di luar negeri untuk kepentingan pembinaan keagamaan;
  4. Muhammadiyah mengajak negara-negara maju dan berkembang untuk membangun Tata Dunia baru yang lebih beradab dan mampu mengembangkan prinsip-prinsip demokrasi secara mondial, tidak standar ganda, mengedepankan dialog, dan saling menghormati kedaulatan tiap negara dalam semangat keadilan dan kesetaraan.

Bandar Lampung, 8 Maret 2009 (dikutip dari www.muhammadiyah.or.id

Senin, 16 Maret 2009

Fatsun Politik Muhammadiyah

Ridho Al-Hamdi

(Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah)

Muhammadiyah memiliki hajat bernama tanwir yang diadakan pada 5-8 Maret 2009 lalu di Bandar Lampung, sebuah forum terbesar di Muhammadiyah setelah muktamar. Salah satu agenda besar yang dibahas adalah meneguhkan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam menuju terciptanya masyarakat yang mandiri dan berkeadaban. Sebulan kemudian, tepat 9 April 2009, pesta demokrasi digelar di republik ini untuk memilih para anggota legislatif. Jarak yang tidak jauh antara tanwir dan pemilu, apalagi tanwir diadakan sebelum pemilu.

Sebagai organisasi Islam terbesar, Muhammadiyah memiliki tanggung jawab moral untuk mengarahkan masa depan negeri ini. Apalagi tema dalam tanwir adalah membangun visi dan karakter bangsa. Sebuah momentum yang cukup tepat bagi Muhammadiyah untuk berkontribusi dalam menuntun jalannya demokrasi di negeri ini. Selain itu, kader-kader Muhammadiyah sudah tersebar di berbagai sektor pemerintahan sehingga kualitas dan kapabilitas mereka perlu dikembangkan ke jenjang yang lebih luas lagi. Kader Muhammadiyah juga kader bangsa, sehingga bukan menjadi sesuatu yang mengherankan jika ada kader Muhammadiyah yang berkontestasi di tingkat nasional. Toh, dia juga warga negara Indonesia yang memiliki hak sama dengan warga negara lain yang non-Muhammadiyah.

Jika pada Pemilu 2004 Muhammadiyah memiliki kader yang maju sebagai salah satu kandidat presiden, mengapa pada Pemilu 2009 ini tidak berperan juga. Ini bukan berarti ingin mengulangi kesalahan, tetapi justru belajar dari sejarah untuk menciptakan sejarah baru. Realitas lahirnya Partai Matahari Bangsa merupakan bentuk 'kekecewaan' terhadap Partai Amanat Nasional yang selama ini tidak bisa menampung aspirasi warga Muhammadiyah. Padahal, pendiri partai berwarna biru ini adalah mantan ketua umum Muhammadiyah.
Atas dasar realitas tersebut di atas, muncul egoisme di kalangan elite gerakan ini, mengapa kader Muhammadiyah tidak maju sebagai salah satu kandidat presiden? Di antara para pimpinan Muhammadiyah yang popularitasnya cukup tinggi adalah Dien Syamsuddin, yang sekarang menjabat sebagai ketua umum PP Muhammadiyah. Popularitasnya sebagai cendekiawan Muslim tidak hanya terdengar di Indonesia, gaungnya bahkan hingga ke taraf internasional. Sebuah modal sosial yang cukup kuat untuk berkontestasi dengan para pesaing lainnya.

Gelombang demokrasi membuka keran bagi semua warga negara untuk terlibat sebagai pemain, baik di tingkat lokal maupun nasional. Kalaupun hanya sekadar menjadi penonton, harus menjadi penonton yang kritis. Di antara salah satu pemain ataupun penonton itu pasti ada warga Muhammadiyah. Namun, Muhammadiyah sudah sejak lama menetapkan garisnya untuk tidak berpolitik praktis, tetapi tetap menghormati dan tidak buta terhadap politik. Jika berpolitik praktis, imbasnya akan terseret pada struktur Muhammadiyah itu sendiri.

Sebagai contoh, jika ada ketua PWM yang maju sebagai calon legislatif dan dia menang dalam pemilihan, akan muncul logika di masyarakat bahwa untuk mendapatkan kursi legislatif tidak harus kemana-mana (apalagi mengeluarkan banyak biaya), tetapi cukup merebut kursi ketua PWM saja. Lalu, untuk merebut kursi ketua PWM harus melalui tahap persaingan ketat di antara para calon yang bersaing. Tidak menutup kemungkinan, akan terjadi segala cara untuk mendapatkan jabatan ketua PWM, termasuk money politic dan black campaign di antara para calon. Jika hal ini terjadi, struktur Muhammadiyah akan terseok-seok.

Karena itulah, melihat adanya perkembangan tersebut, Muhammadiyah mengeluarkan surat keputusan tentang pelarangan bagi pimpinan Muhammadiyah, ortom, dan amal usaha untuk terlibat dalam politik praktis, yaitu maju sebagai calon legislatif, kepala daerah, ataupun DPD. Jika para kadernya tetap maju, harus meninggalkan jabatannya di struktur Muhammadiyah. Di samping itu pula, Muhammadiyah mungkin belajar pada sejarah bahwa di Pemilu 2004 telah gagal mengantarkan kadernya menuju kursi RI satu, maka sejarah itu jangan berulang lagi. Sebagian opini publik mengatakan bahwa orang sekaliber tokoh reformasi Amien Rais saja kalah, apalagi orang lain.

Sebagaimana kita tahu, bahwa Dien Syamsuddin sudah bergegas akan maju menjadi salah satu kandidat yang akan meramaikan bursa calon presiden ketujuh di republik ini. Hal ini terus menjadi perbincangan liar di internal Muhammadiyah. 'Bola liar' itu seperti tak berpangkal. Ada beberapa hal catatan penting yang dikemukakan di sini. Pertama, Muktamar Muhammadiyah Malang 2005, melahirkan adanya kontrak moral di antara ketiga belas pimpinan Muhammadiyah yang terpilih (berikut tanda tangannya), bahwa mereka akan mengabdi di Muhammadiyah hingga akhir periode. Artinya, mereka semua telah berkomitmen atau mewakafkan diri untuk benar-benar berjuang di Muhammadiyah.

Kedua, realitas saat ini mengatakan bahwa Muhammadiyah belum memberikan restu kepada Dien untuk maju sebagai capres, terutama di kalangan elite. Ketiga, partai yang mengusung Dien maju sebagai calon presiden bukanlah partai besar yang sudah teruji pada pemilu-pemilu sebelumnya, apalagi basis suaranya belum bisa dibuktikan secara konkret. Sebagian masyarakat mengatakan, partai pengusung Dien adalah partai pecahan dan setiap partai pecahan biasanya sulit untuk menjadi partai besar. Keempat, kader-kader Muhammadiyah tersebar di parelemen dan partai yang berbeda-beda sehingga menjadi sulit bagi Dien untuk bisa merangkul mereka dan membulatkan suara pada satu fokus isu. Kelima, kecenderungan pemilih warga Muhammadiyah adalah pemilih rasional (rational voter), walaupun masih ada sebagian yang cenderung ideologis.

Tanwir yang akan berlangsung pada awal Maret nanti, merupakan arena netral yang siapa saja bisa memanfaatkannya sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Karena itu, sebelum itu semua terjadi, kita jangan mempolitisasi tanwir sebagai ajang untuk merapatkan isu tertentu, misalnya pencalonan presiden. Tanwir merupakan forum yang dihadiri oleh semua perwakilan wilayah, maka hendaklah forum ini dijadikan sebagai arena untuk membangun negeri ini menjadi negeri yang memiliki karakter yang bermartabat di hadapan semua negara.

Tujuan tersebut di atas jauh lebih mulia daripada tujuan-tujuan pragmatis yang kepentingannya hanya sesaat. Jangan sekali-kali menodai tanwir dengan kepentingan politik praktis segelintir orang. Muhammadiyah jangan terlalu lelah dan kehabisan energi pada tahun yang serbademokrasi ini. Karena, Muhammadiyah memilik fatsun dalam berpolitik. Masih ada pekerjaan rumah yang akan menanti, yaitu Muktamar Muhammadiyah 2010 yang agendanya jauh lebih besar dan tentu menguras pemikiran yang sangat mendalam. Pada muktamar satu abad inilah, pikiran-pikiran Ahmad Dahlan akan diformulasikan ulang untuk menginjak pada abad kedua. Kiranya, Dien dan warga Muhammadiyah bisa memahami realitas ini.

PDM terima Bantuan Kursi

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok menerima bantuan berupa 10 unit kursi stainless bermerek Lambang Muhammadiyah, dan 2 (dua) unit papan nama Muhammadiyah dan Aisyiyah Daerah Depok. bantuan ini diberikan oleh Bapak H. Kastubi BA (ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok), bantuan diterima oleh Bapak Drs. Nasrudin (Wakil sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok.

Sabtu, 14 Maret 2009

Turba PWM Jabar

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat akan mengunjungi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok, rencana kunjungan sesuai dengan surat yang diterima Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok akan dilaksanakan pada hari sabtu, 21 Maret 2009.

Dalam kunjungan tersebut, Pimpinan Wilayah akan menyampaikan hasil-hasil sidang Tanwir Muhammadiyah di Bandar Lampung. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok mengharapkan kepada seluruh Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok, Pimpinan ORTOM Tingkat Daerah, Pmpinan Majelis Tingkat Daerah, serta Pimpinan Cabang Muhammadiyah Se Kota Depok untuk dapat hadir dalam acara tersebut. Kunjungan akan diselenggarakan di SD Muhammadiyah 3 Pondok Cina, acara akan dimulai jam 09.00 wib.

Selasa, 10 Maret 2009

Kunjungan MTDK PWM Jabar

Hari Ahad tanggal 8 Maret 2009 yang lalu, Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat mengunjungi Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok, kunjungan dilakukan dalam rangka rihlah dakwah 2009 dihadiri oleh ketua MTDK PWM Jabar dan diterima oleh Drs. H. Farkhan AR (Ketua PDM) didampingi oleh Drs. M. Achmadi Yusuf (Skeretaris PD Muh Depok) dan Pimpinan MTDK PDM Depok dan beberapa mubaligh/mubalighat Muhammadiyah seDepok. dalam kunjungan tersebut disampaikan metode dakwah yang efektif dan beberapa kasus dakwah Muhammadiyah. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok melaporkan beberapa kegiatan dan program MTDK PDM Depok, diantaranya Pelatihan Mubaligh tingkat Daerah.

Kamis, 05 Maret 2009

Tanwir Muhammadiyah 2009


Muhammadiyah kembali mengelar Sidang Tanwir. Sidang Tanwir Merupakan sidang Tahunan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan dihadiri oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se Indonesia. Sidang Tanwir Tahun ini dilaksanakan di Lampung.

Menjelang pelaksanaan Sidang Tanwir Ke-2 Muhammadiyah, sebanyak 6.000 orang akan mengikuti pawai taaruf, Rabu (4-3). Pawai taaruf dimulai dari GOR Saburai melalui Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini, dan Jalan Raden Intan.

Para peserta pawai berasal dari sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi Muhammadiyah se-Lampung, organisasi otonom, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasiatul Aisiyah (organisasi keputrian), Aisiyah, Tapak Suci dan Hizbul Waton, serta amal usaha Muhammadiyah, seperti rumah sakit Muhammadiyah. Pawai taaruf merupakan bagian dari acara Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 2009.

Sekretaris panitia, Antoniyus, Selasa (3-3), mengatakan dalam pawai taaruf akan ditampilkan mobil hias, sepeda motor hias, pertunjukan barongsai, reog ponorogo, dan budaya serta kesenian Lampung.

Pawai taaruf dilangsungkan sebagai ajang memperkenalkan peserta sidang tanwir Muhammadiyah kepada masyarakat Lampung, serta sebagai ajang untuk memperkenalkan syiar Muhammadiyah. Pawai taaruf akan dimulai pukul 14.00.

Dalam pawai taaruf akan ada panggung kehormatan di depan Balai Wartawan. Panggung itu akan diisi oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Lampung Mozes Herman, dan Wakil Wali Kota Bandar Lampung Kherlani.

"Panitia tanwir sudah berkoordinasi dengan Poltabes Bandar Lampung untuk mengamankan jalannya pawai taaruf," kata Antoniyus.

Menurut Antoniyus, sidang tanwir Muhammadiyah dipastikan akan diikuti 300 peserta dari seluruh pengurus wilayah se-Indonesia dan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah. Tiap pengurus wilayah akan mengirimkan empat orang utusan.

Usai pawai taaruf, kata Antonius, akan ada malam taaruf yang dilangsungkan di Balai Keratun. Malam taaruf tersebut akan diisi dengan ramah taman antara peserta dan panitia. Gubernur Lampung Syamsurya Ryacudu dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin akan hadir dalam acara tersebut.

Ketua panitia sidang tanwir Muhammadiyah, Jamhari, mengatakan hingga Selasa (3-3), baru dua tokoh Muhammadiyah yang sudah tiba di Lampung, yaitu Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir dan Bendahara PP Prof. Zamroni.

Din Syamsudin beserta 300 peserta lain akan hadir pada Rabu (4-3). "Panitia sudah sangat siap untuk melaksanakan sidang tanwir," kata Jamhari.

Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 2009 akan dilangsungkan selama empat hari, 5--8 Maret. Pelaksanaan sidang tanwir akan ditempatkan di Hotel Sheraton, Hotel Indra Puri, dan Hotel Grand Anugerah.

Menurut Jamhari, sidang tanwir tahun 2009 merupakan tanwir kedua dalam periode pengurusan 2005--2010. Pembukaan sidang tanwir akan dilangsungkan di Hotel Sheraton. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono serta beberapa menteri kabinet akan hadir dalam pembukaan sidang tersebu

Selasa, 03 Maret 2009

Relawan TPFB : Bangkitlah

Flu burung alias avian influenza (H5N1) kembali merajalela di berbagai daerah. Ratusan ayam mati mendadak. Korban-korban pun kembali berjatuhan. Terakhir, orang yang terakhir meninggal karena flu burung adalah Nurliza Mahmudah (5 tahun) meninggal pada Sabtu (28/2). Nurliza merupakan anak dari Mahmudin Sudin S.Ag. (Sekretaris Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Depok Barat, tinggal di Kampung Pulo RT 6/8, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Nurliza sempat ditangani di tempat berbeda, dengan diagnosis yang juga berbeda. Dia dinyatakan terkena tifus oleh Klinik Bahar Medika. Di RS Bhakti Yudha, dia sempat dirawat lima hari karena dinyatakan kena demam berdarah dengue.Mahmudin mengakui sepekan sebelum anaknya sakit, ada tiga ekor ayam milik tetangganya yang mati mendadak. ''Ayam itu dipotong dan dibakar ayah saya. Tetangga pun ikut makan. Tapi, kenapa mereka tidak terkena,'' kata guru agama di SMUN I Depok ini.

Keberadaan jaringan relawan Tim Penangulangan Flu Burung Muhammadiyah Kota Depok perlu diintensifkan kembali, karena baru setelah CBAIC Muhammadiyah melaporkan ke Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Kota Depok barulah mereka melakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh kandang unggas di wilayah tersebut, serta melakukan tes acak.

Untuk itu keberadaan teman-teman relawan lui Burung harus lebih aktif dan progresif lagi dalam memantau lingkunag kerja relawan TPFB Muhammadiyah